SELAMAT DATANG

Hidup tanpa sehat takkan bahagia

Senin, 06 September 2010

MEROKOK, SENGSARA DIBALIK "NIKMAT"


Seringkali kita mendengar sebagian orang, kerabat, saudara, atau bahkan kita sendiri, sulit menghentikan kebiasaan merokok. Alasannya, merokok memberikan kenikmatan, bahkan manfaat tersendiri bagi 'penggemar'nya sehingga berat rasanya untuk ditinggalkan. Tapi, benarkah kenikmatan merokok membawa manfaat?


BERMULA SEBAGAI OBAT

Menurut sejarahnya, bahan dasar rokok yaitu tembakau, memang digunakan sebagai obat. Christoper Columbus, penjelajah dan penemu benua Amerika, dalam jurnalnya
mencatat bahwa tembakau pertama kali digunakan oleh penduduk asli Amerika Selatan untuk pengobatan.

(Cari, ada apa di tembakau?)


REKAYASA KIMIA

Soal manfaat 'positif ' rokok bagi para perokok ini juga diakui dokter spesialis paru-paru, Dr. Pradjna Paramita, Sp.P. Menurut dokter yang juga aktivis Yayasan Asma, Jakarta ini, memang banyak perokok yang merasakan peningkatan konsentrasi, mood, kemampuan belajar, mengurangi stress dan lelah, serta kemampuan memecahkan masalah saat mengisap sebatang rokok.

Namun nikotin, seperti halnya obat doping pada umumnya, sebenarnya juga zat kimia beracun, bahkan sangat beracun. Dosis 60 mg pada orang dewasa dapat mematikan karena menyebabkan kegagalan pernapasan. Tapi pada rokok masalah utamanya bukan nikotin, karena dosisnya sudah dibuat seaman mungkin untuk sekadar menciptakan efek ketagihan.

DR. Jeffrey S. Wigand, mantan Wakil Presiden Penelitian dan Pengembangan Brown & Williamson (B&W) Tobacco Corporation, AS, mengatakan, saat ini komposisi rokok bukan lagi sekadar campuran antara tembakau dan cengkih - cengkihnya malah sudah hilang sama sekali - melainkan ada semacam rekayasa kimia ammonia yang ditingkatkan keasamannya. Rekayasa ini membuat nikotin dalam tembakau jadi lebih cepat diserap oleh paru-paru, dan akhirnya akan berefek ke otak dan system syaraf.

Presiden lembaga swadaya masyarakat "Smoke-Free Kids" ini juga menemukan efek penambahan citarasa yang membahayakan paru-paru, yaitu unsur gliserol. Bahan yang terbuat dari lemak hewani/nabati (rasanya manis) dan dicampurkan pada tembakau sebagai pelembab, tapi bila dibakar, gliserol ternyata berubah unsur kimiawinya menjadi acrolein (zat asam yang amat tajam). Zat ini, menurut American Council on Science and Health, dapat menyebabkan peradangan paru-paru yang memicu kanker paru.

Tak heran bila data statistik WHO yang dipublikasikan tanggal 28 Mei 2002 menyebutkan bahwa aktivitas merokok telah membunuh 1 dari 10 orang dewasa di dunia tiap tahun, dan itu setara 4 juta kematian perokok. Bahkan jika trennya tak berubah, tahun 2030 nanti ajal akan menjemput 1 dari 6 perokok.

(sumber : Parents Guide)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas perhatiannya...