SELAMAT DATANG

Hidup tanpa sehat takkan bahagia

Kamis, 02 September 2010

Mencegah Berulangnya Migrain

Migrain adalah penyakit yang ditandai dengan nyeri kepala hebat yang mengenai satu sisi atau kedua sisi kepala. Nyeri biasanya berdenyut dan bertambah saat melakukan aktifitas fisik. Gejala lain adalah mual dengan atau tanpa disertai muntah. Penderita juga menjadi lebih sensitif terhadap cahaya atau suara.
Pada sebagian penderita migrain (migrain klasik), serangan biasanya didahului dengan tanda-tanda atau aura. Aura tersebut dapat berupa melihat kilatan cahaya, melihat garis zig zag yang menyilaukan, melihat bintik hitam yang perlahan membesar, merasa kebas atau seperti tertusuk jarum pada satu lengan atau kaki, atau mengalami gangguan dalam berbicara.
Saat ini tersedia berbagai macam obat untuk mengatasi migrain. Obat-obat yang digunakan untuk menghentikan proses yang mendasari timbulnya migrain disebut abortive therapy. Obat-obat tersebut antara lain analgesik, anti-inflamasi non steroid (Non-Steroidal Anti-inflammatory Drugs, NSAIDs), triptan, ergotamin tartrat dan kafein (cafergot), dihidroergotamin mesilat, antiemetik seperti metoklopramid atau domperidon, sedatif, dll. Obat yang tergolong abortive therapy hanya diminum ketika migrain menyerang.
Walaupun telah sembuh, bukan berarti migrain tidak akan pernah menyerang lagi di masa yang akan datang. Penyakit migrain adalah penyakit yang cenderung berulang. Beberapa orang akan mengalami serangan beberapa kali sebulan, tetapi beberapa lainnya hanya mengalami satu atau dua kali setahun.
Untuk mencegah berulangnya migrain, atau minimal mengurangi frekuensi dan beratnya serangan,  beberapa cara dapat ditempuh. Cara pertama adalah pencegahan dengan mengubah gaya hidup, sedangkan yang kedua adalah dengan obat-obatan.
Pencegahan dengan modifikasi gaya hidup meliputi :
Kenali dan hindari pencetus
Migrain dapat dicetuskan oleh berbagai hal dan setiap orang biasanya mempunyai faktor pencetus yang berbeda. Oleh karena itu penting untuk mengenali pencetus tersebut. Faktor-faktor yang sering menjadi pencetus antara lain :
  1. Terlalu banyak atau terlalu sedikit tidur;
    Saran : Usahakan pola tidur anda teratur, termasuk pada hari minggu atau hari libur. Tidurlah dalam jumlah yang cukup, yaitu sekitar 7 sampai 9 jam sehari. Pilihlah ruang tidur yang sunyi dan agak gelap.
  2. Konsumsi alkohol, kafein, tiramin, nitrat, atau monosodium glutamat (MSG);
  3. Perubahan pola makan (puasa atau telat makan);
  4. Stres atau kelelahan;
    Saran : Atasi stres anda dengan berbagai kegiatan, atau jika perlu pelajarilah teknik manajemen stres. Hindari pekerjaan terlalu berat agar tidak mengalami kelelahan berlebihan.
  5. Hormon estrogen (pil KB atau Terapi Pengganti Estrogen), dll.
    Saran : Jika migrain anda berkaitan dengan obat mengandung estrogen, berkonsultasilah dengan dokter anda untuk mencari alternatif penggantinya.
Cara untuk mengenali faktor pencetus antara lain adalah dengan mengingat jenis makanan yang anda konsumsi dalam 24 jam sebelum serangan. Selain itu, perhatikanlah apakah anda dalam kondisi kelelahan atau tertekan. Catat juga aktifitas yang anda lakukan sebelum anda mengalami migrain. Jika faktor pencetus belum juga dikenali, diskusikan hal tersebut dengan dokter keluarga anda.
Olahraga teratur
Olahraga secara teratur dapat mengurangi ketegangan dan dapat membantu mencegah migrain. Pilihlah olahraga aerobik yang anda sukai seperti lari pagi, bersepeda, berenang, dll. Sebelum berolahraga, lakukan pemanasan lebih dahulu, karena olahraga tanpa pemanasan dapat mencetuskan sakit kepala.
Obat-obatan yang digunakan untuk mencegah migrain disebut preventif therapy. Umumnya, obat-obat ini mesti diminum setiap hari secara teratur agar efektif. Biasanya, preventif therapy diberikan pada penderita migrain dengan frekuensi serangan yang tinggi dan intensitas serangan yang hebat. Obat-obat yang termasuk preventif therapy antara lain :
1. Beta BlokerObat yang termasuk dalam golongan beta bloker adalah propranolol hidroklorid, nadolol, timolol maleat, atenolol, dan metoprolol tartrat. Beta bloker bekerja mencegah pelebaran pembuluh darah dan mengurangi stimulasi yang berlebihan pada otak.
2. Anti Depresan
Misalnya, amitriptilin, nortriptilin. Antidepresan golongan selective serotonin reuptake inhibitors seperti fluoksetin (Prozac®) dan sertralin (Zoloft®) juga efektif untuk mengurangi serangan.
3. Penghambat Kanal Kalsium (Calcium Channel Blocker) Misalnya, verapamil dan diltiazem.
4. Anti KonvulsanMisalnya, asam valproat, gabapentin, dan topiramat.
Perlu diingat bahwa obat-obat di atas sebenarnya mempunyai fungsi lain. Beta bloker dan penghambat kanal kalsium misalnya, digunakan pada penyakit kardiovaskuler seperti hipertensi. Sedangkan antidepresan, sesuai dengan namanya digunakan untuk mengatasi depresi. Terakhir, anti konvulsan, obat golongan ini sering digunakan untuk mengatasi kejang, seperti pada penyakit epilepsi.
Referensi
  1. Mayoclinic (2007) : Migraine. Dikutip dari www.mayoclinic.com.
  2. Hitti M (2006) :  Migraine Prevention Rare in Women. WebMD Medical News. Dikutip dari www.webmd.com.
  3. HealthCentral (2007) : Migraine. Dikutip dari www.healthcentral.com
  4. Barclay L (2006) : Prevention Strategies Reviewed for Women With Migraines. Medscape Neurology & Neurosurgery. Dikutip dari www.medscape.com 
  5. ClavelandClinic (2003) : Migraines in Children and Adolescents. Dikutip dari www.clavelandclinic.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas perhatiannya...